Kamis, 25 April 2013

Yuk, Rasakan Eksotis Panorama Alam Pango-pango




PANGO-PANGO terletak di kecamatan Makale Selatan dan salah satu objek wisata alam baru yang dikembangkan menjadi objek wisata unggulan di Tana Toraja.

Wisatawan yang berkunjung ke Pango-pango bisa menikmati keindahan alam dan sejuknya udara pegunungan. Tidak hanya itu, wisatawan akan dimanjakan dengan rimbunnya hutan pinus yang masih "perawan" dan hamparan pegunungan yang mengelilingi kawasan wisata Pangopango.

Dipuncak Pangopango  yang berada pada ketinggian 1.643 meter dari permukaan laut, wisatawan bisa melihat jelas seluruh wajah kota Makale, hingga kabupaten Toraja Utara.

Bahkan, pemkab Tana Toraja berencana membangun sebuah menara ketinggian 30 meter di atas puncak agar pengunjung bisa melihat wajah kota Parepare dengan menggunakan teropong.

Ditengah-tengahnya terdapat sebuah gasebo tempat wisatawan beristirahat melepas lelah sambil menikmati indahnya panorama alam pegunungan. Akses jalan menuju Pangopango juga sudah bisa dilalui kendaraan roda empat.

Selain potensi alam, Pangopango juga menawarkan wisata agro. Tanaman yang tumbuh di sekitarnya seperti buah-buahan dan sayur mayur menambah daya tarik tempat wisata itu.

Pengunjung bisa melihat langsung  proses pembibitan, penanaman hingga proses pemetikan. Pangopango sebagai kawasan wisata agro diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan pendapatan daerah

Wisatawan juga bisa langsung membeli buah-buahan dan sayurmayur kepada masyarakat setempat dengan cara memetik langsung di kebun di kawasan wisata agro Pangopango.

Pemkab Tana Toraja masih terus membenahi fasilitas kawasan wisata alam dan wisata agro Pangopango guna lebih memikat wisatawan domestik dan mancanegara datang berkunjung ke Pangopango. Saat ini yang dilakukan pemerintah bagaimana mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke kawasan wisata Pangopango.

Semakin banyak wisatawan datang, Pangopango akan makin terkenal. Setiap orang yang datang akan bercerita pengalamannya selama berada di Pangopango kepada orang lain. Cerita itu salah satu media promosi yang diyakini makin membuat orang penasaran untuk datang ke sana.

Wow, Belut Raksasa di Kolam Alam Tilangnga




POTENSI pariwisata yang dimiliki oleh Tana Toraja bukan hanya budayanya tapi juga keindahan alamnya. Sangat banyak objek wisata di Tana Toraja yang menjadi andalan, seperti keindahan panorama alam yang memiliki potensi pariwisata.

Salah satunya adalah wisata alam Tilangnga yang terletak dikelurahan Sarira kecamatan Makale Utara. Jarak tempuh dari kota Makale hanya 30 menit atau sekitar 13 kilometer dari Makale. Daya tarik utama Tilangnga adalah keberadaan beberapa ekor Moa atau belut berkuping yang hidup di dalam kolam alami. Kolam ini sering digunakan pengunjung untuk berenang  bahkan ada yang datang hanya untuk melihat belut raksasa yang ada dikolam tersebut.

Moa atau Belut Raksasa kerap keluar dari celah-celah bebatuan gamping yang mengelilingi kolam itu. Hanya saja, Moa yang dalam bahasa Toraja disebut "Masapi" tidak mudah keluar dari kandangnya. Harus dipanggil terlebih dahulu, namun sayang tidak sembarang  orang yang dapat memanggil masapi itu keluar untuk menampakkan diri kepada pengunjung yang ada. Hanya beberapa orang tertentu yang memiliki kemampuan untuk memunculkan Moa tersebut, itupun dengan syarat tertentu.

Menurut warga sekitar lokasi Tilangnga bahwa untuk memunculkan belut dari celah bebatuan pengunjung harus membeli sebuah telur . Bila syarat terpenuhi maka terlihat cukup mudah memanggil beberapa ekor Moa keluar dari bebatuan. Hanya dengan menjentikkan jari ke dalam air dan berbekal sebutir telur maka Moa sudah menampakkan diri. Hanya saja didalam memberi makan Moa yang rata-rata sebesar betis orang dewasa itu tidaklah mudah karena harus dilakukan oleh orang yang telah berpengalaman.

Keindahan dan keunikan wisata alam Tilangnga cukup memberikan suasana yang berbeda dengan objek lainnya. Tilangnga memberikan tantangan tersendiri sehingga orang yang berkunjung akan terkesan. Suasana di sekitar kolam Tilangnga cukup teduh dan berudara sejuk. Di sekeliling kolam tumbuh pepohonan jati putih dan bambu. Air kolam juga sangat dingin dan jernih. Saking jernihnya, bebatuan di dasar kolam bisa terlihat dari permukaan.

Pengunjung diperbolehkan untuk berenang di kolam sesuka hati, hanya saja dilarang menggunakan sabun ataupun shampoo untuk menjaga kelangsungan hidup Moa. Walupun airnya sangat dingin namun justru membuat tubuh akan menjadi segar. Jika tidak ingin mandi, pengunjung cukup duduk santai diatas bebatuan yang ada disekitar kolam sambil merendamkan kaki ke dalam dinginnya air kolam Tilangnga . Bila beruntung, Moa berukuran besar yang juga sering disebut Raja Moa bisa terlihat.

Menurut warga setempat bahwa Moa atau Masapi yang ada dikolam alam Tilangnga dapat membawa keberuntungan. Apalagi bila Moa yang terlihat berwarna hitam dan putih atau biasa disebut Masapi Bonga.
Cukup banyak cerita berbau mistik di balik keberadaan Masapi di kolam permandian Tilangnga. Namun, justru cerita itulah yang membuat objek wisata ini tidak pernah sepi dari pengunjung.

Pemerintah Daerah Tana Toraja tidak akan mengubah permandian alam Tilangnga dan  kawasan objek wisata tersebut segaja dibuat tetap alami apa adanya. Karena kondisi seperti inilah yang cukup digemari oleh wisatawan, terutama dari wisatawan mancanegara.

Hore... Festival Toraja Digelar Juni 2013



SEPERTI halnya dengan Festival Danau Toba, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara akan menggelar Festival Toraja pada tahun 2013 mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan animo wisatawan baik wisatawan domestik maupun manca negara untuk berkunjung ke Tana Toraja. Persiapan pelaksanaan festival Toraja ini tidak main-main, karena menghadirkan konsultan budaya. Selama 1 bulan, konsultan tersebut yang dipimpin oleh Franki Raden telah melakukan penelitian terhadap budaya maupun alam yang ada di Tana Toraja maupun Toraja Utara.

Menurut Franki Raden, Festival Toraja yang akan dilaksanakan harus  betul-betul mewakili aspek keseluruhan Toraja baik budayanya maupun alamnya. Dikatakan salah satu satu  aspek yang dilihatnya kuat adalah  kebudayaan agree culture atau pertanian berbasis alam yg indah. Hal itu akan menjadi konsep Festival Toraja yang akan mengutamakan agree culture karena melihat kebudayaan pertanian Toraja yang sangat tua sekali seperti pada zaman megalitik.

"Mudah-mudahan ini akan menjadi konsep dasar festival Toraja yang akhirnya akan mencapai seluruh kehidupan dengan berangkat dari persektif budaya sehingga kita tidak melihat antara kabupaten yang satu dengan kabupaten yang lain tetapi kita melihat satu kesatuan," ujar Franki yang merupakan konsultan pengembangan Pariwisata dan Budaya Toraja dari Kementerian Pariwisata.

Dikatakan, pihaknya tengah mencari tempat yang ideal dimana festival Toraja itu akan dipusatkan, akan tetapi program - program yang akan mengisi festival Toraja akan menyebar keseluruh wilayah Kabupaten Tana Toraja maupun Toraja Utara.

"Kami sedang melihat basis-basis kekuatan budaya Toraja ada dimana saja, kalau menyangkut alamnya sudah sangat luar biasa. Selama dua minggu kami telah berkeliling, dimana-mana kami melihat alam yang sangat luar biasa, inilah yang nantinya kita akan rancang bukan hanya festival tingkat nasional tetapi kita akan bikin kegiatan ini menjadi salah satu festival yang terbaik didunia, benar-benar World Class Festival karena Toraja sangat memadai untuk itu," ulasnya yakin.

Dijelaskan bahwa pihaknya tidak akan bekerja setengah-setengah, apalagi ini merupakan misi dari kementrian pariwisata. Selain dari aspek pariwisatanya juga akan dikembangkan ekonomi kreatifnya karena dua aspek tersebut saling menunjang.

"Mudah-mudahan disamping parawisatanya, kami juga dapat menggalakkan aspek ekonomi kreatifnya. Ekonomi kreatif ini dalam artian berhubungan dengan basis seni budaya yang begitu kuat disini," ujar Franki.

Dikatakan bahwa dirinya melihat banyak sekali potensi yang ada di Toraja tetapi belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat. Karena itu diperlukan perspektif orang luar untuk bisa mengerti ini, karena terkadang kita yang melakoni tidak tahu apakah hal ini memiliki nilai jual atau tidak.

Franki Raden yang 17 tahun menetap dan mengajar di Amerika serikat, dapat mewakili kacamata orang luar terhadap daya tarik sebuah daerah sehingga mengetahui apa sebenarnya yang dapat menjadi nilai jual terhadap budaya dan alam yang ada di Toraja. "Saya juga membawa dua orang turis untuk mewakili kacamata orang luar. Satu sebagai pembuat film documenter dan satu sebagai peneliti, sehingga apa yg dimata mereka menarik itu mungkin bisa menjadi semacam refrensi bagi kita untuk kita laksanakan," ujarnya.

Lebih jauh dikatakan untuk meningkatkan pariwisata di Toraja yang pertama yang harus diperhatikan adalah kenyamanan dalam artian infrastruktur harus diperhatikan termasuk fasilitas tempat kegiatan dan kebersihan kota. Menurut Franki bahwa kegiatan Festival Toraja tersebut akan digelar selama satu minggu. "Kita lakukan selama satu minggu dulu, karena kalau satu bulan sangatlah berat. Kita  harus memulai sesuatu yang kecil tapi berbobot, rencananya kita laksanakan antara bulan juli dan agustus 2013 mendatang," jelasnya. Meski belum final, Festival Toraja telah dicanangkan pada tahun depan dan telah disepakati baik dari pihak kementerian pariwisata maupun ekonomi kreatif dengan pemerintah Tana Toraja dan Toraja Utara.

"Pelaksanaan Festival Toraja akan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, karena Toraja merupakan salah satu dari dua wilayah pariwisata baru yang akan didukung sepenuhnya pada tahun depan. Untuk itu festival ini merupakan hal yang serius dan tidak main-main, makanya saya dikirim ke Toraja sebagai Tim Konsultan untuk benar-benar melihat bagaimana kemungkinan mengembangkan Toraja menjadi salah satu unggulan tujuan wisata seperti halnya Bali atau Manado. Tetapi melihat budaya dan alam Toraja maka saya sangat optimis Festival Toraja akan sukses tetapi itu harus dukungan penuh dari masyarakat," pungkas Franki.

Sementara Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung mengharapkan festival Toraja akan memiliki nilai pasar yang tinggi sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Sekarang tugas pemerintah adalah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terutama dalam merubah mainsaid masyarakat agar masuk dalam pariwisata minded.

"Kita mengharapkan pariwisata dapat menjadi alternatif utama bagi kita dalam rangka membangun kesejahteraan serta menumbuhkan eksistensi Toraja dan posisi tawar toraja, bahwa Toraja itu tidak lagi memberikan manfaat bagi orang Toraja itu sendiri akan tetapi juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia akan dampak dari pengembangan pariwisata Toraja," kata Theofilus.

Dirinya mengaku optimis bahwa 10 sampai 15 tahun kedepan Toraja kalau digarap melalui agenda-agenda manajerial yang benar maka Toraja akan mentakeover peran Bali. Dan sekarang yang menjadi kendala adalah bagaimana aksesibilitas, bandara, jalanan serta lingkungan harus dibenahi secara terus menerus termasuk tata ruang.

"Kita harus melakukan penataan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk menuju World Heritage. Karena itu akan memperkuat keunikan, kekhasan dan kekuatan Toraja yang terletak pada budaya, alamnya dan manusianya itu sendiri yang menyatu melahirkan kehidupan spiritual yang luar biasa. Hal tersebut harus segera dimulai karena menjadikan pariwisata seperti yang kita harapkan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan," tutup Bupati.

Rabu, 24 April 2013

Talondo Tallu Pakkara, Air Terjun Perawan di Toraja



TORAJA merupakan daerah yang kaya akan objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Talondo Tallu Pakkara. Talondo Tallu Pakkara merupakan air terjun yang cukup unik karena dilalui oleh dua anak sungai yang membentuk tiga pancuran air terjun.

Air terjun Talondo Tallu Pakkara ini terletak di dusun Buttu Pali, Lembang Balepe, Kecamatan Malimbong Balepe atau sekitar 30 kilometer dari Kota Makale. Daya tarik dari objek ini adalah kondisi alam yang sangat alami dan belum terjamah tangan manusia dan dipastikan akan memberikan kepuasaan tersendiri bagi pengunjung.

Suasana disekitar air terjun yang masih asri akan menambah segar perasaan dan pikiran pengunjung. Akses jalan ke lokasi air terjun Talondo Tallu Pakkara sebenarnya jalannya cukup bagus, meski masih ada sekitar 8 kilometer jalan yang sementara dalam perbaikan atau baru dibuka.

Meski begitu, jika tidak turun hujan dengan menggunakan kendaraan roda dua kita bisa ke objek ini. Keunikan dari air terjun ini selain memiliki tiga air terjun, sumber airnya pun berasal dari dua sungai yang berbeda.

Pada sisi kanan terdapat sebuah sungai Pekalian dan sisi kiri Sungai Rabung yang bergabung membentuk sungai yang disebut Salu Talondo.

Pada lokasi tempat air jatuh membentuk sebuah kolam berukuran besar dan sangat dalam. Dalam kolam, tersebut terdapat banyak Moa atau yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan Masapi.

Moa tersebut cukup jinak dan sering diberi makanan oleh masyarakat setempat. Makanan yang diberikan tidak sembarangan tetapi makanan yang terbuat dari beras yang digoreng tanpa minyak atau orang Toraja sering menyebutnya dibakte.

Moa tersebut dilindungi oleh warga, makanya pengunjung dilarang untuk menangkap binatang air tawar ini. Saat ini, air terjun Tallu Pakkara dijaga sepasang suami istri yaitu Ambe’ Talondo dan Indo’ Talondo.

Bagi yang ingin berenang dikolam air terjun tersebut, harus seizin dari Ambe’ atau Indo’ Talondo terlebih dahulu. Karena dilokasi tersebut apa yang menjadi pantangan atau dilarang dilakukan ditempat itu, Ambe’ dan Indo’ Talondo lebih banyak tahu. Konon katanya, rembesan air disekitar air terjun dipercaya warga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys